Bukan Sekadar Larva: Mahasiswa UNUSA Mencanangkan Maggot sebagai Solusi Cerdas Pengelolaan Sampah Organik di Desa Tambaksumur

Bukan Sekadar Larva: Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat UNUSA Mencanangkan Maggot sebagai Solusi Cerdas Pengelolaan Sampah Organik di Desa Tambaksumur


Instagram: @kesmasunusa
Instagram: @pherogenz23
MBKM-Bina Desa 2025
Budidaya Maggot BSF (Black Soldier Fly) sebagai solusi pengelolaan sampah organik sekaligus sebagai peluang ekonomi baru

Desa Tambak Sumur, Sidoarjo – Di tengah isu krisis lingkungan akibat menumpuknya sampah organik, sekelompok mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) hadir membawa angin segar ke Desa Tambaksumur, Sidoarjo. Lewat program Bina Desa 2 yang dilaksanakan pada Minggu, 22 Juni 2025 di Balai RW 3 dengan kegiatan yang menjadi sorotan utama adalah Budidaya Maggot BSF (Black Soldier Fly) sebagai solusi pengelolaan sampah organik sekaligus peluang ekonomi baru. Kegiatan ini tidak hanya menginspirasi warga namun, kegiatan ini juga membuka mata semua pihak bahwa larva kecil bisa menjadi agen besar dalam menjaga lingkungan sekaligus mendatangkan keuntungan ekonomi.

Banyak orang menganggap larva sebagai makhluk menjijikkan. Tapi tidak bagi mahasiswa UNUSA dan warga Tambaksumur hari itu. Melalui sesi edukasi yang disampaikan oleh praktisi berpengalaman, Bapak Toufik, warga diajak mengenal maggot sebagai larva dari lalat Black Soldier Fly yang mampu mengurai sampah organik hingga tiga kali berat tubuhnya setiap hari. Maggot bukan hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga bisa dipanen dan digunakan sebagai pakan unggas, ikan, bahkan dijual sebagai sumber pendapatan alternatif. Dengan kandungan protein tinggi (40–50%) dan lemak (25–32%), maggot menjadi pakan ternak yang sangat potensial baik untuk kebutuhan sendiri maupun komersial.

Kegiatan berlangsung di Balai RW 3 Desa Tambaksumur dan diikuti oleh warga setempat. Diawali dengan penyuluhan singkat, warga kemudian diajak melihat langsung media budidaya, alat peraga, dan cara perawatan maggot. Para peserta bahkan mendapat paket maggot set lengkap, berisi ember budidaya, media organik, dan buku panduan. Selain itu, tim mahasiswa juga memberikan lembar pre-test dan post-test untuk mengukur efektivitas edukasi yang diberikan.

Budidaya maggot BSF membawa dampak pada lingkungan dan ekonomi:

  1. Ramah Lingkungan: Mengurangi sampah dapur dan sampah basah serta menekan praktik pembakaran sampah.
  2. Ekonomis: Maggot dapat dipanen dan dijual.
  3. Ketahanan Pangan Lokal: Maggot menjadi alternatif pakan yang murah dan berkualitas.

Program ini tidak hanya menjadi solusi jangka pendek. Dengan membiasakan warga memilah dan mengelola limbah organik, kegiatan ini mengarah pada perubahan perilaku yang berkelanjutan. Selain menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat, program ini juga membuka peluang ekonomi baru dari budidaya maggot. Program budidaya maggot di Tambaksumur membuktikan bahwa solusi lingkungan tidak harus mahal atau rumit. Cukup dari rumah, cukup dari sisa dapur, dan cukup dimulai dari niat untuk berubah.

Dokumentasi Bersama Kegiatan Ke-2


Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mahasiswa Unusa Gaungkan Pesan Kesehatan di Live Showcase “Voices and Stories for a Healthy Indonesia”

Mahasiswa Bebas Narkoba Untuk Mendukung Generasi Rahmatan lil Alamin Unusa

My Holiday at Kota Lama Surabaya